Rupanya benar apa yang selama ini
menggangu pikiran saya. Menjamurnya SSB (Sekolah Sepak Bola) di Negeri
ini cuma sebatas "Ujung ujungnya uang". Saya jadi teringat dengan nasib
Tristan Alif Naufal, sosok kecil dari keluarga sederhana. Yang dulu
heboh dengan gocekan dan dribling luar biasa, saya menyamakan nya sama
seperti dengan Zidane. Tetapi banyak malah yang menyamakannya dengan
Messi, ya apa mau dikata sekarang lagi jamannya Messi.
Sekolah
Sepak Bola asing yang banyak yang berlomba lomba untuk membuka cabang
di Indonesia, mulai dari yang merek Eropa dan Amerika Selatan. Hampir
kesemuanya 90 % anak didiknya adalah orang tuanya berpunya. Sisanya
adalah beasiswa, itupun harus ada yang menjadi sponsornya.
Kembali ke kasus Tristan, dia sempat mengenyam pendidikan bola hingga menjadi anak didik 2 SSB asing sekaligus. Bahkan ada SSB yang menjanjikan Tristan sudah menjadi proyek masa depan Klub dari SSB tersebut, dan rencananya akan dikirim ke negara asal SSB itu. Tetapi tanpa hal yang aneh adalah? Tristan sudah tidak menuntut dribbling di SSB tersebut.
Bahkan
yang paling mencengangkan SSB tersebut sudah tutup dari tahun kemarin.
wow. Seperti dari yang saya baca di harian nasional Merdeka hari ini.
SSB asing hanya ajang cari untung dari nama besar klub, yang pesertanya
sekali lagi (maaf) adalah anak anak yang tidak layak untuk dilatih.
Berlian sepakbola itu masih terselip diantara recehan recehan.
Kapan majunya!
0 Response to "SSB Asing Hanya cari Untung"
Post a Comment